Sabtu, 16 Mei 2009

Prangko, Pelengkap Sarana Pendidikan dan Perekam Sejarah

Prangko, Pelengkap Sarana Pendidikan dan Perekam Sejarah

Prangko tidak lagi menjadi sekadar alat pembayaran pengiriman surat. Saat ini prangko bisa digunakan sebagai sarana pendidikan dan alat merekam sejarah.

Menurut Kepala Unit Filateli PT Pos Indonesia Abdussyukur, Kamis (7/5), prangko tidak lagi sekadar bagian dari pengiriman surat. Dengan bentuk dan gambar yang menampilkan obyek khas, prangko mampu menyampaikan banyak pesan. Prangko bisa memberikan informasi sejarah, promosi budaya, flora, fauna, dan arsitektur kota.

"Prangko bisa memberikan banyak pengetahuan baru atau mengajak orang lain lebih peduli dalam berbagai macam hal," katanya. Ia mencontohkan, peluncuran tiga prangko bertema Tahun Internasional Astronomi di Observatorium Bosscha, Bandung, Sabtu (2/5). Seri ini terdiri dari tiga prangko, yaitu Teleskop Galileo, logo International Year of Astronomy 2009, dan profil Galileo Galilei.

Penerbitan prangko seri ini tidak sekadar memanfaatkan waktu peringatan Hari Astronomi Internasional 2009. Lebih dari itu, gambar yang ada dalam prangko mencoba memberikan pendidikan astronomi bagi masyarakat.

"Melalui seri ini, PT Pos ingin memperkenalkan gambar dan profil Galileo serta teleskop yang digunakan Galileo 400 tahun lalu. Ini diharapkan menimbulkan kepedulian masyarakat pada kegiatan astronomi," ujarnya.

Contoh lain, penerbitan prangko Tahun Baru Imlek 2560. Saat itu, PT Pos Indonesia meluncurkan prangko bertema shio kerbau. Ia mengatakan, penerbitan prangko itu untuk menandai siklus kedua dalam kalender China. Namun, di samping itu, prangko juga diharapkan memperkenalkan salah satu bagian budaya Tionghoa di Indonesia.

Hal sama dikatakan Mulyana Sadiun, filatelis yang banyak mengumpulkan obyek astronomi. Gambar dalam prangko memberikannya pengetahuan berguna dalam mengenal berbagai macam obyek atau aktivitas antariksa. Dengan begitu, selain menyalurkan hobi mengumpulkan prangko, ia juga mendapatkan ilmu tambahan dengan mengetahui pesan apa yang disampaikan melalui gambar prangko. Beberapa seri prangko yang memberikan pengetahuan baru antara lain Tahun Geofisika Internasional (1958), 40 Tahun Observatorium Bosscha (1969), dan Satelit Domestik Palapa (1976).

"Bila mengikuti kejuaraan filateli, filatelis wajib mencantumkan informasi prangko. Kalau filatelis tidak mengetahuinya, ia harus mencarinya," ujarnya.

Sekretaris Jenderal Departemen Komunikasi dan Informatika Aswin Sasongko mengatakan, saat ini peran prangko menjadi semacam alat perekam sejarah peristiwa ataupun orang tertentu.

Ia mencontohkan penerbitan prangko seri Soeharto, mantan Presiden RI. Prangko seri ini menggambarkan aktivitas Soeharto sebelum dan sewaktu menjadi presiden.

"Gambar dalam prangko memberikan kemudahan bagi banyak orang mengenal kejadian bersejarah dalam dan luar negeri," kata Aswin. (CHE)

sumber: http://www.cetak.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jam berapa???